Water Quality Study for Grouper Mariculture in Divur Bay Dullah Island, Tual City
Abstract
Water quality is one of the factors that determine the feasibility and success of the development of grouper mariculture. The objective of this research was to analyze water quality which was prepared for grouper mariculture. This research was carried out in Divur Bay, Dullah island of Tual City. The water quality parameters observed were including temperature, brightness, salinity, pH, current velocity, depth, substrate type, DO, nitrate and phosphate in ten stations spread in Divur Bay. Water quality data were analyzed descriptively. The results showed that Divur Bay was feasible for the grouper culture development with a range of values of temperature, brightness, salinity, pH, current velocity, depth, DO, nitrate and phosphate obtained were 30-31oC; 2.28-7.86 m; 33-35 ppt; 7.7-8.1; 0.06-0.617m/s; 2..28-18.58 m; 3.7-4.8 ppm; 0.0015-0.219 ppm; 0.0076-0.0767 ppm.
Full Text:
117-123References
Affan, J.M., 2010. Analisis potensi sumberdaya laut dan kualitas perairan berdasarkan parameter fisika dan kimia di pantai timur Kabupaten Bangka Tengah. Spektra 10 (2) : 99-113.
Affan, J.M. 2011. Seleksi lokasi pengembangan budidaya dalam keramba jaring apung (KJA) berdasarkan faktor lingkungan dan kualitas air di perairan pantai timur Kabupaten Bangka Tengah. Jurnal Sains MIPA 17 (3) : 99-106.
Asaad, A.I., Makmur, Rachmansyah, Undu, M.C. 2010. Analisis faktor kondisi kontinuitas budidaya keramba jaring apung di Teluk Lampung. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur : 1157-1163.
[BPS] Badan Pusat Statistik Maluku Tenggara. 2015. Kota Tual dalam angka 2015. Tual (ID): Badan Pusat Statistik.
Bakosurtanal. 1996. Pengembangan prototipe wilayah pesisir dan kelautan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Pusat Bina Aplikasi Inderaja dan Sistem Informasi Geografis. Cibinong.
Departemen Kelautan dan Perikanan, 2002. Modul sosialisasi dan orientasi penataan ruang, laut, pesisir dan pulau-pulau kecil. Ditjen Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta.
Ghani, A., Hartoko, A., Wisnu, R. 2015. Analisa kesesuaian lahan perairan Pulau Pari Kepulauan Seribu sebagai lahan budidaya ikan kerapu (Epinephelus sp) pada keramba jaring apung dengan menggunakan aplikasi SIG. Journal of Aquaculture Management and Technology 4 (1) : 54- 61.
Gundo, C., Arfiati, S., Harafat, N., Kaunang, T.D. 2011. Analisa parameter oceanografi di lokasi pengembangan Euchema spinosum Pulau Nain Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Ilmu Kelautan 16 : 193-198.
Hartoko, A., Alexander, K. 2009. Spatial modelling for marine culture site selection based on ecosystem parameters at Kupang Bay, East Nusa Tenggara-Indonesia. International Journal of Remote Sensing and Earth Science 6 (3) :57- 64.
Hartoko, A., Helmi, M. 2004. Development of digital multilayer ecological model for Padang coastal water (west sumatera). Journal of Coastal Development 7 (3) : 129-136.
Hishamunda, N., Neil, B.R., Pedro, B., Wilfredo, G.Y. 2009. Commercial aquaculture in Southeast Asia: some policy lessons. Food Policy 34. 102-107.
Hishamunda, N., Ridler, N. 2006. Farming fish for profits:a small step towards food security in sub-Saharan Africa. Food Policy 31 (5) : 401- 414.
Hutabarat, S. 2000. Peranan kondisi oceanografi terhadap perubahan iklim, produktivitas dan distribusi biota laut. UNDIP. Semarang.
IFPRI. 2003. Fish to 2020: supply and demand in changing markets. In: Delgado, C., Meijer, S., Rosegrant, M.(Eds), International Food Policy Research (IFPRI). Washington DC.
Kangkan, A.L., Hartoko, Suminto. 2007. Studi penentuan lokasi untuk pengembangan budidaya laut berdasarkan parameter fisika, kimia, dan biologi di Teluk Kupang, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pasir Laut 3 (1) :76-93.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. 2004. Baku mutu air laut. Keputusan Meneg.KLH No.51 Tahun 2004, tanggal 8 April 2004. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. 2011. Profil ikan kerapu Indonesia. Direktorat Produksi. Jakarta.
Kusumaningrum, I. 2015. Coast environment conservation by home scale grouper culture in Pecaron-Situbondo. Journal Aquaculture Research and Development 6 (4) : 330.
Mayunar, Purba, B., Imanto, P.T. 1995. Pemilihan lokasi untuk budidaya ikan laut. Prosiding Temu Usaha Pemasyarakatan Teknologi Keramba Jaring Apung bagi Budidaya Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan. Kerjasama antara Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian-Forum Komunikasi Penelitian dan Pengembangan Agribisnis (FKKPA). Jakarta. 179-187.
Mudeng, J.D., Edwin, L.A.N., Rompas, R.J. 2015. Identifikasi parameter kualitas air untuk kepentingan marikultur di Kabupaten Kepulauan Sangihe Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Budidaya Perairan 3 (1) : 141-148.
Mukuan, E.M.R., Sukoso, Arfiati, D., Kepel, R.Ch., 2013. Fish farming development potency with floating fish cage system in Amurang District, South Minahasa Regency, Indonesia. IOSR Journal of Environmental Science, Toxicology and Food Technology 5 (2) : 5-11.
Mustafa, A., Radiarta, I.N., Rachmansyah. 2011. Profil dan kesesuaian lahan akuakultur mendukung minapolitan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan Budidaya. Jakarta.
Nasution, S. 2001. Metode Research (Penelitian Ilmiah). Penerbit Bumi Aksara. Jakarta.
Radiarta, I.Ny., Wardoyo, S.E., Priyono, B., Praseno. 2003. Aplikasi sistem informasi geografis untuk penentuan lokasi pengembangan budidaya laut di Teluk Ekas, Nusa Tenggara Barat. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 9 (1) : 67-71.
Raharjo, S. 2008. Pemilihan lokasi budidaya rumput laut. Departemen Kelautan dan Perikanan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Balai Budidaya Air Payau. Takalar.
Schaduw, J.N.W., Ngangi, E. 2015. Karakterisasi lingkungan perairan Teluk Talengen Kabupaten Kepulauan Sangihe sebagai kawasan budidaya rumput laut Kappaphycus alvarezii. Budidaya Perairan 3 (2) : 29-44.
Simanjuntak, M. 2007. Oksigen terlarut dan apparent oxygen utilization di Perairan Teluk Klabat, Pulau Bangka. Ilmu Kelautan 12 (2) : 59-66.
Sugama, K., Danakusumah, E., Eda, H. 1986. Effect of feeding frequency on the growth of estuary grouper, Epinephelus tauvina cultured in floating net cages.Sci.Rep.Mar.Rep.of China.
Suhaimi, RA, Hasnawi, Fahrur M. 2011. Pemilihan lokasi untuk budidaya ikan kerapu dalam keramba jaring apung di Teluk Mallasaro, Kabupaten Jeneponto,Provinsi Sulawesi Selatan.
Sukendi, Thamrin, Ulfa, M. 2013. Carrying capacity of Mantang Sub District Waters Bintan District, Riau Islands Province for aquaculture activities in floating net cages. International Journal of Science and Research (IJSR) 4 (3) : 790- 796.
Susana, T. 2009. Tingkat keasaman (pH) dan oksiegen terlarut sebagai indikator kualitas perairan sekitar muara sungai Cisadane. Jurnal Teknologi Lingkungan 5 : 33-39.
Wahab, A.W. 2005. 2005. Analisis kandungan logam berat timbal dan seng di sekitar perairan pelabuhan Pare-Pare dengan metode adisi standar. Marina Chemica Acta : 21-24.
Wijkstrom, U. 2003. Short and long term consumption of fish. Veterinary Research Communication 27 (1) : 461- 468.
Yulianto, I., Hammer, C., Wiryawan, B., Palm, H.W. 2015. Potential and risk of grouper (Epinephelus spp., Epinephelidae) stock enhancement in Indonesia. Journal of coastal zone management 18 (1) : 1-9.
DOI: http://dx.doi.org/10.20884/1.oa.2017.13.1.170

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Omni-Akuatika by Fisheries and Marine Science Faculty - Jenderal Soedirman University is licensed under the Creative Commons Attribution 4.0 International License.